tagline

Gorilla Sama Dengan Manusia? (Kisah Sebuah Keputusan Besar)

Walau saya tidak sepenuhnya setuju, namun ada yang bilang, Gorila mempunyai banyak kesamaan dengan bentuk tubuh manusia, kecuali tubuhnya penuh bulu! Sehingga tidak heran beberapa orang menyimpulkan manusia adalah keturunan gorila. Jika kita berasal dari keturunan yang sama, lantas mengapa sebagian gorila masih tetap sebagai gorila sementara gorila yang lain berubah wujud menjadi manusia? 

 

Sebuah dongeng kuno mengisahkan sifat malas yang menjangkiti sebagian gorila sebagai penyebabnya. Diceritakan dari sekumpulan gorila yang tinggal di pohon, beberapa gorila terlalu malas turun dari pohon untuk mencari makanan di tempat lain, sehingga nasibnya tidak berubah, tetap sebagai gorila. Sedangkan beberapa gorila lainnya bersedia turun dari pohon, bekerja giat mencari makanan di tempat lain, lambat laun seiring dengan perjalanan waktu mereka menjelma menjadi manusia. 

 

Alpha Media

 

Seseorang bisa saja berpikir seperti ini, "Untunglah nenek moyangku berpikir untuk turun dari pohon dan tidak malas bergerak. Kalau tidak aku masih menjadi gorila." Meski dongeng terkadang sengaja dibuat berlebihan, tetapi hal itu dilakukan agar pesan moralnya lebih mengena. Bagaimana hanya oleh satu keputusan saja, kehidupan seseorang lantas berubah. 

 

Di zaman sekarang paham kebebasan memilih demikian populer, tiap orang punya hal menentukan responnya terhadap suatu hal. Kita tidak selalu tahu akibat dari suatu pilihan, tapi pilihan untuk bersikap malas tidak pernah membawa keuntungan apapun. Musuh dari sebuah perubahan adalah Comfort Zone. Begitu kita masuk ke Comfort Zone, kita masuk kedalam zona nyaman. Buat apa berinovasi, kalo begini saja kita bisa hidup, mulai mempertanyakan arti perubahan, kalo dengan melakukan hal yang biasa saja kita tetap bisa aman sentosa. Sama seperti kisah gorilla diatas, yang malas turun dari pohon, karena toh masih ada banyak persediaan makanan di atas pohon. 

 

Sebuah pepatah kuno mengatakan, orang malas itu seperti pintu yang berputar pada engselnya, artinya mereka tidak bergerak ke mana-mana dan menjadi stagnan. Hidup terlalu berharga dan singkat untuk disia-siakan oleh kemalasan bukan? 

 

Ada orang yang membuat keinginannya terwujud namun ada juga yang hanya menjadi penonton. Pilihan ada di tangan Anda. Terserah Anda mau pilih yang mana?

Gorilla Sama Dengan Manusia? (Kisah Sebuah Keputusan Besar) - Sebuah dongeng kuno mengisahkan sifat malas yang menjangkiti sebagian gorila sebagai penyebabnya. Diceritakan dari sekumpulan gorila yang tinggal di pohon, beberapa gorila terlalu malas turun dari pohon untuk mencari makanan di tempat lain, sehingga nasibnya tidak berubah, tetap sebagai gorila. Sedangkan beberapa gorila lainnya bersedia turun dari pohon, bekerja giat mencari makanan di tempat lain, lambat laun seiring dengan perjalanan waktu mereka menjelma menjadi manusia.

Johan Yan
Direktur Utama