tagline

INSPIRASI MAYA : KEBANGKITAN BLACKBERRY YANG PENUH INSPIRATIF

Bagi para penggemar BlackBerry (di seluruh dunia), smartphone kesayangan yang pernah jadi simbol kalangan professional yang sukses itu, sekarang tinggal kenangan. Mungkin masih ada yang berharap BlackBerry suatu saat akan muncul lagi, memenuhi kerinduan para penggemarnya, akan smartphone dengan ciri khas qwerty pad yang dilengkapi track-pad atau trackball-nya itu.

agi para penggemar BlackBerry (di seluruh dunia), smartphone kesayangan yang pernah jadi simbol kalangan professional yang sukses itu, sekarang tinggal kenangan. Mungkin masih ada yang berharap BlackBerry suatu saat akan muncul lagi, memenuhi kerinduan para penggemarnya, akan smartphone dengan ciri khas qwerty pad yang dilengkapi track-pad atau trackball-nya itu.

 


 
Tapi lupakanlah. Soalnya BlackBerry sendiri sudah memutuskan untuk melupakan bisnis smartphone –membuat dan menjual perangkat ponsel cerdas. Perusahaan asal Kanada ini banting setir menjadi perusahaan penyedia software dan solusi bisnis. Sementara bisnis smartphone-nya, dilempar ke pihak ketiga.
 
Sebuah keputusan yang tepat. Menurut laporan yang dimuat CNN.com, nilai saham BlackBerry di pasar bursa melonjak lebih dari 10%, setelah mereka membuka laporan pendapatan dan penjualan yang melampaui perkiraan.  Sebuah laporan yang menyenangkan para investornya.

 


 
Pencapaian itu berkat keberanian mereka meninggalkan bisnis smartphone, dan beralih ke bisnis software dan solusi bisnis. Terutama pada sektor cyber security dan internet of things (IoT). “Semua orang mengingat BlackBerry adalah perusahaan ponsel. Tetapi bagian terbesar bisnis kami sekarang adalah security,” ujar John Chen, CEO BlackBerry, seperti dikutip CNN Business.   

 


 
Chen bergabung ke BlackBerry pada akhir 2013 silam. Di tengah kondisi perusahaan yang sudah sekarat, dan banyak orang memperkirakan perusahaan yang punya logo khas buah berry hitam ini akan segera menemui ajalnya. Kondisi keuangan BlackBerry ketika itu berdarah-darah.

 

 

Namun sang CEO baru itu punya jurus jitu menyelamatkan BlackBerry. Ia mengubah bisnis utama perusahaan menjadi focus pada penyedia software. Dan secara bertahap, menghentikan produksi smartphone BlackBerry, yang selanjutnya diserahkan kepada partner –Di Indonesia, BlackBerry dipegang BB Merah Putih.

 


 
Dilanjutkan dengan mengakuisisi Cylance, perusahaan penyedia cyber security yang menggunakan kecerdasan buatan dan machine learning. Produk Cylance banyak dipakai kalangan perbankan. Keputusan itu terbukti tepat, karena justru dari bisnis software dan solusi untuk kalangan bisnis inilah BlackBerry berhasil menyembuhkan lukanya yang berdarah-darah.

 


 
Semakin membuktikan kejelian Chen, bisnis smartphone yang diserahkan kepada partner, malah mengalami kejadian sebaliknya. Tenggelam dalam persaingan dan tak berhasil mengembalikan kejayaan seperti dahulu. Meskipun, sudah beberapa lini produk yang dikeluarkan. Termasuk, BlackBerry KeyOne, yang hadir dengan perpaduan layar sentuh dan qwerty keypad.  

 


 
Kini, BlackBerry menyongsong masa depan dengan lebih mantap. Chen mulai melirik peluang akuisisi lain, untuk melengkapi Cylance, seperti QNX Software, yang menyediakan solusi infotaintment dalam mobil.