Kata lain dari rendah hati ialah ‘tahu diri’, sadar diri apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan diri. Tahu diri atas apa yang dikuasai, diketahui dan dimiliki bukan semata-mata bisa memperlakukan orang sesuai kehendaknya.
Suasana yang mencekam dan menakutkan dalam bekerja sangat dihindari dalam atmosfer bekerja kekinian, baik diinstansi formal seperti kementerian dan lembaga pemerintahan, maupun swasta.
‘Humble Leader’ tidak hanya sebagai atasan yang berpaku pada ‘doing the things right’ , namun ‘doing the right things’ dengan memberikan ruang bertumbuh, dukungan emosional dan moral untuk anggota timnya.
Pemimpin yang rendah hati, ia menyadari keterbatasan kemampuan dirinya. Ini berarti ia memosisikan diri sebagai pribadi yang terbuka dengan perubahan, mau mendengar dan selalu belajar dari siapa saja, termasuk pengikutnya.
terdapat 3 jenis ‘humility’ yang perlu dimiliki oleh pemimpin masa kini apabila ingin MENJADI PEMIMPIN YANG EFEKTIF DAN BERDAMPAK.
#1 PERTAMA, ‘intellectual humility’ yang menunjukan betapa cerdas dan berilmu seseorang, ia tetap membuka diri untuk belajar berbagai hal, dari mana saja, dengan siapa saja dan kapan saja.
#2 KEDUA, ‘moral humility’, merupakan sikap terbuka terhadap pencapaian orang sekitar dan tidak merasa ekslusif dengan kelebihan diri. Misalkan, kebesaran hati kita untuk memberikan apresiasi terdapat pencapaian dan prestasi kerabat di sekitar, baik di kampus ataupun di kantor. Pribadi dengan ‘moral humility’ cenderung bersikap lebih fair dan objektif terhadap lingkungan sekitar. Mereka tidak gengsi untuk keliling ruangan kantor, sekadar bertanya kabar dan mudah berbaur dengan karyawan. Mulai makan siang bersama, turut membantu pekerjaan bawahan hingga menyapa OB atau penjaga keamanan dengan senyuman dan sapaan yang tulus. Ia sangat mahir dalam hal saling memanusiakan manusia.
#3 KETIGA, ‘personal humility’ yang berarti kemampuan pemimpin mau berbagi ‘panggung’ dengan orang lain, tidak selalu memosisikan diri sebagai pusat perhatian, tidak narsis berlebihan dan memiliki manajemen ‘self-entitlement’ yang baik. Tidak selalu merasa berhak terhadap sesuatu yang spesial. Pemimpin dengan kerendahatian personal ini tidak selalu menganggap dirinya harus dilayani, disegani dan dihormati hanya karena mereka punya kuasa, tahta dan jasa kebaikan tertentu. Bahkan, ia cenderung membiarkan orang lain dulu berbicara mengemukakan pendapat daripada dirinya.
Jadi itu dia beberapa tips dan kepribadian yang bisa anda jadikan contoh agar anda dianggap sebagai pemimpin yang ramah, dan rendah hati.