Menjadi pemimpin berarti memiliki tanggung jawab penuh dengan apa yang dipimpinnya. Dengan kewenangan yang luas semestinya seorang pimpinan perusahaan bisa menjadi komandan yang piawai bagi setiap pegawainya.
Namun, ada beberapa kesalahan yang sadar atau tidak sadar biasa dilakukan. Apabila kesalahan-kesalahan ini diperbaiki, bukan hanya akan menyelamatkanmu sebagai seorang pemimpin tapi juga perusahaan yang kamu pimpin. Berikut beberapa kesalahan yang kerap dilakukan seorang pemimpin.
#1 Terlalu Banyak Menangani Masalah
banyak PEMIMPIN yang menangani berbagai pekerjaan. Padahal, menetapkan batasan apa saja yang menjadi tugasnya dan apa saja yang perlu dikerjakan tidak akan membuat PEMIMPIN atau seorang pemimpin perusahaan terlihat lemah.
Jika kamu seorang pemimpin tapi masih saja turun tangan dalam masalah penggajian, membersihkan kantor, membeli keperluan kantor, maka segera perbaharui sikapmu. Bukan berarti kamu tidak rendah hati untuk melakukan hal-hal tersebut, tapi setiap posisi ada tugasnya, dan itulah gunanya pendelegasian tugas.
#2 Lupa Mendengarkan
salah satu kelemahan yang dimiliki para PEMIMPIN adalah keterampilan untuk mendengarkan. Padahal dengan memiliki keterampilan ini, seorang pemimpin bisa mempraktikkan apa yang disebut sebagai “Ilmu Belas Kasih” di tempat kerja.
David Desteno, seorang Profesor Psikologi di Northeastern University, mengatakan, “Orang-orang yang dibuat merasa bangga, diberi perhatian dan kasih sayang, mau bertahan 30 persen lebih lama pada tugas-tugas yang menantang dibandingkan dengan mereka yang merasakan emosi positif lainnya, seperti misalnya kebahagiaan. Hal ini justru karena rasa bangga dan kasih sayang mendorong mereka untuk memberi nilai lebih besar pada setiap tugas-tugasnya."
Untuk menerapkan gaya manajerial ini, seorang pemimpin harus mulai mendengarkan karyawannya. Belajar dengan berbicara dengan mereka dan mengetahui apa yang mereka suka dan tidak suka tentang pekerjaan mereka.
Kemudian, lihat bagaimana kamu dapat meminimalkan ketidaksukaan mereka dan memaksimalkan imbalan yang mereka alami dari bekerja untuk perusahaan.
#3 Gagal Memberikan Batasan
Dalam sebuah perusahaan atau organisasi yang paling berbahaya adalah budaya ‘gosip’ dan prasangka. Saat kondisi perusahaan atau bisnis sedang lesu, biasanya muncul desas desus di kalangan karyawan yang menganggu kinerja mereka. Di sinilah peran pemimpin seharusnya muncul, supaya bisa memberikan batasan agar desas-desus tersebut tidak semakin berkembang.