SURABAYA: Corporate Strategy to Challenge A Recession in 2023
Di Tahun 2019 hingga tahun 2022 yang sudah berlalu, kita semua dihadapkan dengan pertumbuhan ekonomi tidak menentu akibat adanya Covid-19, dimana pada saat itu seluruh perusahaan menggunakan berbagai cara masing masing untuk bisa bertahan di masa tersebut. Banyak cara dan upaya telah dilakukan, namun hasilnya pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha tetap tidak tidak menentu.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Bank Dunia meramal perekonomian global akan menyusut hingga 1,9% menjadi 0,5% pada 2023. Ini adalah proyeksi dalam skenario terburuk. Kemudian, pada 2024, ekonomi dunia akan kembali menurun 1% menjadi hanya 2,0%.
Oleh karena itu Presiden Jokowi menyampaikan bahwa tahun 2023 adalah tahun yang gelap!
Berita terkait : Gejalanya Mulai Terihat! Jokowi: Dunia Gelap 2023 Itu Nyata!
Dari data IMF International Monetary Fund, India diperkirakan akan tumbuh 6,8% di tahun 2022 dan 6,1% di tahun 2023. Sementara itu, IMF juga memperkirakan tahun lalu 2022 Indonesia tumbuh 5,3% dan 5% pada 2023. Meski begitu, negara di Asia tetap berisiko terkena efek samping resesi dari negara-negara maju, seperti Inggris, Jerman dan Argentina.
Hal ini juga disebabkan karena semakin tingginya inflasi negara-negara di dunia karena kenaikan harga energi, pangan dan transportasi, sehingga inflasi mencapai puluhan hingga ratusan persen.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati mengingatkan berulang kali agar Pelaku usaha di Indonesia untuk lebih berhati-hati di tahun 2023. Hal ini untuk mewaspadai adanya ancaman resesi ekonomi yang menjadi hantu menyeramkan bagi seluruh negara di dunia, tak terkecuali bagi Indonesia.
CNBC Indonesia menjelaskan dampak dari resesi bagi perusahaan sendiri yaitu sektor Bisnis bisa berpotensi bangkrut saat terjadi resesi ekonomi. Sewaktu resesi ekonomi, daya beli masyarakat menurun dan pendapatan perusahaan bakal semakin kecil. Kondisi ini yang bakal mengancam kelancaran arus kas. ‘Price War’ lantas menjadi opsi perusahaan agar terhindar dari kebangkrutan. Namun, langkah ini membuat keuntungan bakal menurun dan harus ditambal dengan melakukan efisiensi. Biasanya, perusahaan bakal menutup area bisnis yang kurang menguntungkan hingga memotong biaya operasional. Atau salah satu cara lainnya yang paling menakutkan adalah PHK yang akan menimbulkan gejolak sosial ekonomi semakin lebih tidak menentu lagi.
Lantas pertanyaan besar menghantui rakyat dan dunia usaha Indonesia, apakah Indonesia dapat bertahan tidak terjatuh dalam jurang resesi 2023? Dan apakah Organisasi Anda sudah siap menghadapi resesi dan ketidakpastian dunia usaha?
Maka dari itu kami mengundang bagi Anda, yang ingin menghadapi ketidakpastian di tahun 2023, bagi para Director dan pimpinan di setiap Organisasi, untuk dapat ikut hadir dalam acara National Director Conference yang kami selenggarakan. Acara ini akan membantu Anda untuk mempersiapkan strategi-strategi yang tepat dalam menghadapi ketidakpastian perekenomian.
Acara ini terbatas khusus untuk undangan (maks. 15 Organisasi). Pastikan kehadiran Anda di:
Senin, 17 Januari 2023 at 14.00 - 16.00
Vasa Hotel Surabaya, Tasman Meeting Room Lantai M
Jl. Mayjen HR. Muhammad No. 31, Kota Surabaya
Contact Person : 081515300522
RECENT EVENTS
- Bangun Warisan Bisnis yang Tahan Lama , Business Gathering Samarinda Hadir 23 April
- Tantangan Ekonomi Global Ancam Bisnis, IQN Hadirkan Solusi di Balikpapan Lewat Business Gathering
- Corporate Strategy to Challenge A Recession in 2023
- THE NEW NORMAL : Accelerating Human Capital and Productivity in Uncertainty
- WEBINAR Series : TOTAL QUALITY INDONESIA BUSINESS ACADEMY
- WEBINAR : TOTAL QUALITY INDONESIA BUSINESS ACADEMY
- AoC Championship 2019/2020
- Hadir di 2 Kota Solo dan Jakarta, Total Quality Indonesia Bahas INDI 4.0
- INDI 4.0 : INDONESIA INDUSTRY 4.0 READINESS INDEX
- INDI 4.0 : INDONESIA INDUSTRY 4.0 READINESS INDEX